Pages

Monday, September 30, 2019

PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR

PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR
Oleh: Aldino Gibran Lubis, S.Pi 


 
Lobster air tawar tidak hanya ikan konsumsi, tetapi bisa juga dijadikan ikan hiasan di dalam akuarium sebagai udang hias, lobster memiliki ciri khas yang tidak ditemukan pada ikan hias.  Selain bentuk tubuh yang unik, lobster air tawar yang memiliki warna khas dan beragam.
Lobster air tawar merupakan salah satu genus dari famili parastacidae yang mulai dikembangkan untuk budidaya petani ikan di Indonesia sejak tahun 2000.  Di beberapa negara, seperti Australia, Amerika Serikat, Inggris, Cina, Kostarika, Ekuador, Fiji, Guatemala, Israel, Meksoko, Afrika Selatan, Dan Taiwan, budidaya lobster telah dilakukan sejak tahun 1980.  Di Indonesia, berbagai kajian ilmiah menunjukkan permintaan pasar terhadap lobster air tawar berkuran 5 – 10 cm relatif tinggi.
Secara fisik lobster air tawar memiliki warna dasar yang beragam atau fariatif.  Dari segi teknis, lobster air tawar dapat dipelihara di air tawar yang tidak selalu jernih dengan berbagai variasi wadah.  Jenis pakannya pun relatif banyak dan mudah diperoleh.  Hal yang menarik adalah lobster dikenal memiliki sifat pengembara yang tinggi, warna pada tubuh lobster berkilau, terutama jika terkena cahaya.
 
Klasifikasi Lobster
Lobster air tawar termasuk dalam kelas crustacea dengan ordo decapoda. Pada dasarnya terdapat famili atau kelaga besar lobster air tawar.  Berikut ini dipaparkan klasifikasi salah satu jenis lobster air tawar dari genus cherax.
Filum               :  Arthrapoda
Kelas                :  Crustacea
Sub kelas         :  Malacostraca
Ordo                :  Decapoda
Famili              :  Parastacidae
Genus              :  Cherax
Spesies            :  Cherax quadricarinatus
 
 
Habitat Dan Penyebarannya
Lobster air tawar yang berasal dari famili astacidae, combaridae, dan parastacidae menyebar di semua benua, kecuali Afrika dan Antartika.  Lobster air tawar astacidae dan cambaridae tersebar dibelahan dunia utara, sedangkan parastacidae menyebar di dunia bagian selatan, seperti Australia, Indonesia bagian timur, Selandia Baru, dan Papua Nugini.  Habitat alam lobster air tawar adalah dana, rawa, atau sungai yang berlokasi di daerah pegunungan.
 
Morfologi Pada Lobster
Tubuh lobster terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian depan dan bagian belakang. Bagian depan disebut kepala dan bagian belakang disebut badan.  Dilihat dari organ tubuh lobster air tawar memiliki beberapa alat pelengkap :
·      Sepasang antena yang berperan sebagai perasa dan peraba terhadap pakan dan kondisi lingkungan.
·      Sepasang antanela untuk mencium pakan, 1 mulut, dan sepasang capit yang lebar dengan ukuran lebih panjang dibandingkan dengan ruas dasar capitnya.
·      Enam ruas badan agak memipih dengan lebar badan rata-rata hampir sama dengan lebar kepala.
·      Ekor.  Satu ekor tengah memipih, sedikit lebar dan dilengkapi duri-duri halus, serta dua pasang ekor samping.
·      Enam pasang kaki renang
·      Empat pasang kaki jalan.
 
Jenis dan Pola Makan
Lobster air tawar biasanya aktif mencari makan pada malam hari.  Lobster air tawar termasuk pemakan segala.  Bahan-bahan makanan dari hewani dan nabati sangat disukainya.  Lobster menyukai cacing-cacingan dan pakan buatan.
Lobster termasuk jenis hewan yang tidak rakus.  Kebutuhan pakan lobster sebenarnya sangat sedikit, yaitu hanya berkisar 2-3 gram per ekor lobster dewasa per hari.  Kebutuhan pakan tersebut digunakan untuk pertumbuhan, pergantian sel-sel yang sudah rusak, dan perkembangbiakan.
 
Pemilihan Calon Induk
Pemilihan induk sebaiknya dilakukan sejak lobster berumur 2-3 bulan.  Pada umur ini lobster mempunyai panjang tubuh 5-6 cm dengan ukuran tersebut berarti proses pertumbuhan lobster berjalan dengan baik.  Selain proses pertumbuhan, yang hars diperhatikan dalam memilih induk yang berkualitas adalah lobster harus memilki nafsu makan yang tinggi, gerakannya lincah, dan warna tubuhnya cerah.
 
Pemilihan Calon Induk
Calon induk yang sudah dipilih dipisahkan denagn lobster lain dengan memindahkannya ke wadah lain.  Pemindahan ini bertjuan untk emmpermudah pengontrolan.
Dalam pemeliharaan calon induk ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
·               Wadah pemeliharaan dan kepadatan tebar
·               Pengontrolan dan penyesuaian calon induk
·               Pemberian pakan
·               Pencegahan penyakit.
 
Kebiasaan Reproduksi
Perilaku lobster air tawar yang cukup menarik untuk diamati adalah aktifitasnya saat perkawinan hingga muncul juvenil.  Tahap awal yang dilaksanakan oleh setiap induk sebagai berikt :
·               Mencari pasangan
·               Melakukan percumbuan antar pasanagan
·               Melakukan perkawinan
·               Induk betina mengerami talur
·               Induk betina mengasuh benih hingga waktu tertentu.
 
Pemindahan Induk Yang Telah Bertelur
Induk betina yang telah mengeluarkan telur harus dipindahkan ke wadah lain agar telurnya menetas.  Pemindahan ini bertujuan untuk mencegah dimakannya telu-telur oleh induk jantan atau induk betina yang lain, karena pada dasarnya lobster air tawar adalah binatang yang memiliki sifat kanibal.
 
Penetasan Telur
Telur-telur yang dikeluarkan induk lobster akan menetas setelah sekitar 1 bulan.  Benih-benih akan lepas dari induknya setelah 4-5 hari sejak menetas.
 
Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah benih berumur 1-1,5 bulan.  Pemanenan dilakukan dengan cara menyipon air dan kemudian benih ditangkap dengan menggunakan scop net.

BUDIDAYA SINGKAT CACING SUTRA (TUBIFEK)

BUDIDAYA SINGKAT CACING SUTRA (TUBIFEK)
Oleh: Aldino Gibran Lubis, S.Pi 
 
 
 Cacing sutra/tubifek merupakan salah satu jenis pakan alternatif bagi ikan lele ukuran bibit. Cacing tubifek dikenal juga dengan sebutan cacing rambut. Tubuhnya berukuran kecil, ramping, bulat dan terdiri atas 30-60 segmen. Tubuh cacing tubifek terdiri dari dua lapis otot yang membujur dan melingkar sepanjang tubuhnya. Panjangnya antara 10-30 mm dengan warna tubuh kemerah-merahan. Spesies ini mempunyai saluran pencernaan berupa celah kecil mulai dari mulut sampai anus.

Cacing tubifek biasanya hidup di saluran air yang jernih dan sedikit mengalir dengan dasar perairan mengandung banyak bahan organik yang dijadikan makanannya. Cacing ini hidup berkoloni, bagian ekornya berada di permukaan dan berfungsi sebagai alat bernafas dengan cara difusi langsung dari udara.
Sebagaimana cacing lain,spesies ini merupakan jenis hermaprodit dan berkembang biak dengan cara bertelur dari betina yang telah matang telur. Telur cacing tubifek terjadi dalam kokon yaitu suatu bangunan berbentuk blat dan dibentuk oleh kelenjar epidermis dari salah satu segmen tubuhnya. Telur yang ada dalam kokon mengalami pembelahan, selanjutnya berkembang membentuk segmen-segmen. Setelah beberapa hari, embrio cacing akan keluar dari kokon.

Budidaya cacing tubifek dapat dilakukan di parit beton atau pada kolam. Kolam yang digunakan bisa berukuran kecil atau besar yang diberi petakan papan di dalmnya.

  1. Cara Budidaya Di Parit
Wadah untuk membudidayakan cacing tubifek adalah parit beton atau kotak kayu dengan lebar 50 cm panjang 5-10 m, lebar 50 cm dan tinggi 20-30 cm, yang telah dilapisi plastik. Media budidaya yang digunakan berupa campuran kotoran ayam segar dan lumpur kolam dengan perbandingan 1 : 1. media ini diratakan di dasar parit dengan ketebalan 5 cm dan selanjutnya diairi dengan debet 900 per menit.

Sehari setelah media diairi air, bibit cacing tubifek ditebarkan sebanyak 2 g untuk setiap meter persegi media. Untuk menjaga keberadaan pakan cacing, setiap minggu sekali dilakukan pemupukan dgn kotoran ayam yg diberikan untuk pemupukan ulang sebanyak 9 % dari jumlah kotoran ayam awal.

Setelah 2 bulan pemeliharaan, cacing sudah dapat dipanen. Selanjutnya panen dilakukan setiap 2 minggu sekali. Cara memanennya, cacing diambil secara acak pada populasi yang padat dgn bantuan serokan kemudian dimasukan ke ember yg sdh diberi air. Cacing yang diambil biasanya masih kotor karena media pemeliharaan ikut terbawa. Agar cacing keluar dari medianya, permukaan ember ditutup selama 6 jam. Biasanya setelah 6 jam cacing akan naik ke permukaan air. Cacing yang bergerombol di permukan ini selanjutnya diambil dengan tangan.

  1. Cara Budidaya Di Kolam
Pada prinsipnya, budidaya cacing tubifek  di kolam sama dengan budidaya di parit. Untuk itu, kolam dimodifikasi sedemikian rupa sehingga tercipta suasana seperti parit tempat budidaya cacing. Untuk keperluan ini bisa digunakan papan-papan kayu yang dibuat berbentuk kubus dgn ukuran sekitar (1x1)m. Pada dua sudut kotak yang berseberangan secara diagonal dibuat coakan yang berfungsi sebagai inlet dan outlet.

Kotak-kotak ini ditanam sebagian di dasar kolam dengan bagian yang menonjol ke permukaan sekitar 10 cm. Karena  posisi coakan sebagai inlet dan outlet maka coakan ini sebaiknya terletak di bagian yang tidak ditanam. Bagian tanah di dalam kotak digemburkan dengan dicangkul selanjutnya dipupuk. Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang yang telah bersih dari bahan-bahan lain dan dihaluskan. Pupuk ini dicampurkan dengan tanah dalam kotak secara merata. Setelah proses pemupukan selesai, kolam diisi air dengan ketinggian sekitar 5 cm. biarkan selama 3-4 hari untuk proses pembusukan.

Aliran air ke dalam kolam dikontrol dan diusahakan debet air yang mengalir ke dalam kolam dan masing-masing kotak relatif kecil. Bibit cacing dapat ditanam dengan membuat lubang di tanah kemudian bibit tersebut dimasukan ke dalam lubang tersebut. Selama masa pemeliharaan, aliran air harus dikontrol dan jangan sampai kolam kekeringan. Panen dilakukan dengan mengambil cacing menggunakan cangkul kecil secara acak pada populasi yang padat.

BUDIDAYA SINGKAT INFUSORIA

BUDIDAYA SINGKAT INFUSORIA
Oleh: Aldino Gibran Lubis, S.Pi 
Infusoria adalah salah satu pakan alami dari golongan protozoa, yaitu kumpulan organisme bersel tunggal yang terdiri dari kelompok siliata dan kelompok flagelata. Kedua kelompok ini dibedakan dari alat gerak yang dimiliki. Kelompok siliata mempunyai alat gerak yang disebut silia atau rambut getar, sedangkan kelompok flagelata mempunyai alat gerak yang disebut flagel atau bulu cambuk.
Infusoria berkembang biak dengan dua cara, yaitu dengan konjugasi dan pembelahan sel. Cara konjugasi yaitu dua sel induk saling menempel dan kemudian terjadi pertukaran dan pembauran inti sel, sedangkan cara pembelahan sel adalah sel membelah secara horisontal dengan pembagian inti yang sesuai.
Kelompok siliata yang biasa dijumpai dalam budidaya infusoria ialah paramaecium. Untuk kelompok flagelata yang biasa ditemui antara lain Chlamydomonas, Euglena viridis dan Ceratium hirudinella. Paramaecium

mempunyai ukuran panjang 80-350 mikron, bentuknya lonjong mirip sandal dan pada ujung tubuhnya yang lancip terdapat lekukan yang merupakan mulutnya serta pada seluruh tubuhnya terdapat bulu getar yang merupakan alat geraknya.
Hidupnya bergerombol sehingga mudah dilihat dengan mata telanjang, sering ditemui di perairan yang banyak mengandung bahan organik. Tempat seperti itu misalnya perairan sawah yang mengandung busukan jerami, di perairan yang ada limbah rumah tangga, dan perairan yang banyak ditumbuhi tanaman air seperti teratai dan enceng gondok. Di perairan seperti ini biasanya banyak ditemui bakteri, protozoa lain yang lebih kecil, ragi ataupun detritus yang merupakan pakan infusoria.
A.   Pembibitan
Untuk mendapatkan bibit infusoria, air di tempat yang telah ditentukan kemudian disaring menggunakan plankton net. Air hasil saringan ditampung dalam botol dan selanjutnya diamati di bawah mikroskop untuk mengetahui keberadaan infusoria.
 
Setelah mendapatkan bibit infusoria, langkah selanjutnya adalah membuat media pengembangan yaitu ekstrak rebusan jerami. Caranya adalah sebagai berikut :
  • Jerami dicuci pada air mengalir untuk menghilangkan kotoran yang melekat seperti lumpur dan sisa pestisida. Selanjutnya jerami dipotong-potong halus dan direbus dengan air bersih selama 15 menit. Setelah dingin, air disaring dengan kain blacu.
  • Sementara jerami direbus, wadah yang akan digunakan disiapkan dan dibersihkan. Sebagai wadah digunakan fiberglas atau ember ukuran 25 liter. Air media yang telah disaring ditampung dalam wadah tersebut dan selanjutnya bibit diinokulasi serta diberi aerasi. Setelah 3 hari, air sudah ditumbuhi infosoria.


B.    Pengembangan secara masal
Pengembangan secara massal menggunakan wadah dari fiberglas atau bak semen ukuran 200-1000 liter.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
  • Wadah dibersihkan dan selanjutnya diisi dengan air bersih.
  • Potongan-potongan jerami dimasukan ke dalam air. Bisa juga ditambahkan potongan selada dan kol atau bahkan kulit pisang kering apabila tidak mempunyai cukup stok jerami. Jumlah potongan jerami atau bahan lain yang digunakan sebanyak 5 kg untuk setiap 1.000 liter air.
  • Rendaman ini dibiarkan kurang lebih seminggu dan selama itu diberi aerasi terus-menerus. Setelah satu minggu, bibit infusoria dimasukan dan tetap diberikan aerasi untuk suplai oksigen serta untuk menghindari penguraian bakteri secara anaerob yang dapat menghasilkan gas beracun seperti H2S.
  • Pemanenan dapat dilakukan setelah 7 – 8 hari masa pemeliharaan. Panen dapat dilakukan dengan menciduk air dalam wadah pemeliharaan atau dengan cara penyiponan kemudian disaring dengan plankton net. Selanjutnya air yang tertampung dalam tabung plankton net dimasukan ke dalam ember dan siap dimasukan ke dalam bak pemeliharaan sebagai pakan benih ikan.

SISTEM REPRODUKSI IKAN

SISTEM REPRODUKSI IKAN
Oleh: Aldino Gibran Lubis, S.Pi 
 
 
 
 
 
Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Untuk dapat melakukan reproduksi maka harus ada gamet jantan dan betina. Penyatuan gamet jantan dan betina akan membentuk zigot yang selanjutnya berkembang menjadi generasi baru. Meskipun tidak semua individu mampu menghasilkan keturunan, namun setidaknya reproduksi berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup di permukaan bumi ini. Tingkahlakureproduksi pada ikan merupakan suatu siklus yang dapat dikatakan berkala dan teratur. Kebanyakan ikan mempunyai siklus reproduksi tahunan. 
 
Sekali mereka memulainya maka hal itu akan berulang terus menerus sampai mati. Beberapa ikan malahan bisa bereproduksi lebih dari satu kali dalam satu tahun. Cara reproduksi ikan ada antara lain :

1. Ovivar (bertelur)
Golongan ikan ovivar adalah ikan yang mengeluarkan telur pada saat pemijahan, sebagian besar jenis ikan termasuk golongan ini.

2. Vivipar (beranak)
Golongan ikan vivipar adalah ikan yang perkembangan embrionya berada dalam tubuh induknya dan perkembangan embrionya dipengaruhi oleh tali plasenta, contohnya beberapa ikan elasmobranchii.

3. Ovovivipar (bertelur beranak)
Golongan ikan ovovivipar adalah golongan ikan yang perkembangan embrionya berada dalam tubuh, namun perkembangan embrionya tidak dipengaruhi oleh tali plasenta, namun oleh kuning telur, contohnya ikan rockfish (Scorpaenidae).

Fungsi reproduksi pada ikan pada dasarnya merupakan bagian dari sistem reproduksi yang terdiri dari komponen kelenjar kelamin atau gonad, dimana pada ikan betina disebut ovarium sedang pada jantan disebut testis beserta salurannya. Perbedaan seksualitas pada ikan dapat dilihat dari ciri-ciri seksualnya. Ciri seksual pada ikan terbagi atas ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder. Ciri seksual primer adalah alat/organ yang berhubungan dengan proses reproduksi secara langsung. Ciri tersebut meliputi testes dan salurannya pada ikan jantan serta ovarium dan salurannya pada ikan betina. Ciri seksual primer sering memerlukan pembedahan untuk melihat perbedaannya. Hal ini membuat ciri seksual sekunder lebih berguna dalam membedakan jantan dan betina meskipun kadangkala juga tidak memberikan hasil yang nyata.

Ciri seksual sekunder terdiri atas dua jenis yaitu yang tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan reproduksi secara keseluruhan, dan merupakan alat tambahan pada pemijahan. Bentuk tubuh ikan merupakan ciri seksual sekunder yang penting. Biasanya ikan betina lebih buncit dibandingkan ikan jantan, terutama ketika ikan tersebut telah matang atau mendekati saat pemijahan (spawning). Hal tersebut disebabkan karena produk seksual yang dikandungnya relatif besar. Pada saat puncak pemijahan, tampak pada banyak ikan jantan suatu benjolan yang timbul tepat sebelum musim pemijahan dan menghilang sesaat setelah pemijahan. Ciri seksual sekunder tambahan yang mencirikan ikan jantan pada beberapa spesies, dalam hal ini sirip anal berkembang menjadi alat kopulasi (intromittent).
     
Berdasarkan tipe-tipe reproduksi dan seksualitas, ikan dapat di bedakan menjadi 3 tipe, yaitu :
     
* Biseksual
     Biseksual dapat di artikan sebagai jenis ikan yang memiliki dua kelamin dalam satu spesies atau dengan kata lain dapat di bedakan menjadi jantan dan betina. Pembedaan ini dapat dilakukan dengan melihat ciri seksual primer dan sekunder nya. Ciri seksual primer hanya bisa di lihat dengan melakukan pembedahan. Ciri seksual primer hanya dapat ditandai oleh organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi; yaitu testis dan saluran pada ikan jantan, dan ovarium dan saluranya pada ikan betina. Sedangkan ciri seksual sekunder dapat dibedakan oleh dimorfise seksual atau melihat ciri morfologi dari ikan tersebut dan dikromatisme seksual dengan melihat warna dari ikan tersebut.

* Uniseksual
     Uniseksual dapat diartikan sebagai organisme yang berkelamin tunggal. Pada beberapa spesies ikan penentuan kelamin lebih mudah dilakukan karena semua individu berkelamin betina. Contoh yang tepat mengenai fenomenan ini adalah kelompok ikan molly-amazon (Poecillia formosa) merupakan ikan yang ditemukan pertama kali sebagai ikan yang berkelamin betina. Molly-amazon bertindak sebagai parasit seksual terhadap dua spesies lain dari genus yang sama. Sperma dari jantan dari jenis ikan inang diperlukan untuk mengaktifkan perkembagan telur-telur molly-amazon, tetapi penyatuan kromosom jantan dan betina tidak terjadi sehingga hanya terbentuk betina yang secara genetik seragam. Pembentukan keturunan uniseksual ini disebut dengan partenogenesis (partenos,perawan, dan genesis, kejadian). 

* Hermaprodit
     Hermaprodit dapat diartikan sebagai sebuah organisme yang memiliki kelamin ganda. Hermaprodit dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu hermaprodit singkroni, hemaprodit protandi, dan hemaprodit protogini. Hermaprodit singkroni adalah golongan ikan yang gonadnya terdapat sel kelamin jantan dan betina yang dapat aktif secara bersamaan. Hemaprodit protandi adalah golongan ikan yang dalam hidupnya mengalami perubahan jenis kelamin dari jantan menjadi betina misalnya ikan black  porgy, ikan ini pada umur tiga tahun berubah dari kelamin jantan ke betina. Hermaprodit Protogini adalah golongan ikan yang dalam hidupnya mengalami perubahan dari jenis betina menjadi jantan misalnya Labroides dimidiatus.

Organ Reproduksi
     Organ reproduksi ikan dinamakan dinamakan gonad. Pada ikan jantan gonad disebutt dengan testis, pada ikan betina disebut dengan ovarium.
a. Testis (gonad jantan) bersifat internal dan bentuknya memanjang (longitudinal) pada umumnya berpasangan. Kebanyakan testis berwarna putih atau kekuningan. Ciri-ciri testis yaitu:
* Lonjong, licin, kuat, lebih kecil daripada ovarium.
* Terletak pada dinding dorsal bagian tubuh
* Warna putih kekuningan dan halus.
* Berat dapat mencapai 12 % dari berat tubuh atau lebih.

Tipe testis ikan :
* Lobular (Teleostei)
Biasanya tipe ini dimiliki oleh ikan telostei. Gabungan lobul – lobul yang terpisah, kulit luar berupa jaringan fibrious.
Lobul : proses meiosis spermatogonia primer --- spermatozoa.
 
* Tubular (Guppy)
Biasanya tipe ini dimiliki oleh ikan guppy. Merupakan bagian yang berdiri sendiri

b. Ovarium berbentuk longitudinal. Letaknya internal dan biasanya berjumlah sepasang. Warnanya pun berbeda-beda, sebagian besar berwarna keputih-putihan dan menjadi kekuning-kuningan pada waktu matang. Kematangan testis dan ovarium dipengaruhi oleh umur, spesies dan, ukuran.Ciri – ciri ovarium ikan :
* Berpasangan dalam coeloem
* Bentuk lonjong dan berubah saat matang telur.
* Tergantung pada dorsal messenterium (mesovarium).
* Berwarna putih sebelum matang, dan berwarna kekuningan pada saat matang.
* Berat pada saat matang dapat mencapi 70 % dari berat tubuh.

Tipe ovarium ikan :
 
* Syncronic
Ovarium mengandung oocyte dengan stadia perkembangan yang sama --- berpijah sekali. Contoh: Anguilla (sidat). 
 
* Syncronic sebagian
Ovarium mengandung dua populasi oocyte dengan stadia perkembangan yang berbeda --- musim berpijah pendek. Contoh : ikan trout.
 
* Asyncronic (Metachrome)
Ovarium mengandung oocyte dengan seluruh perkembangan stadia --- memijah beberapa kali selam musim pemijahan yang lama. Contoh : Oreochromis.

Thursday, September 26, 2019

PELUANG BISNIS BUDIDAYA UDANG VANAME AIR TAWAR

PELUANG BISNIS BUDIDAYA UDANG VANAME AIR TAWAR
Oleh: Aldino Gibran Lubis, S.Pi




Udang vaname adalah spesies udang yang sangat potensial dibudidayakan di Indonesia.
Budidaya udang vaname atau udang vannamei yang memiliki nama latin Litopenaeus Vannamei, menjadi sangat potensial dilakukan di Indonesia karena lahan pesisir untuk tambak udang di Indonsia adalah yang terluas di dunia.

Dilansir dari katadata.co.id, ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI), pernah menyebutkan bahwa garis pantai di Indonesia mencapai 95.185 km. Dengan panjang garis pantai tersebut, sangat memungkinkan dibuat tambak udang dengan luas total lebih dari 3 juta  hektar.

Selain ketersediaan lahan yang sangat besar, potensi budidaya udang vaname lainnya adalah potensi bisnisnya yang menggiurkan. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia bahkan mencatat bahwa ekspor komoditas perikanan Indonesia mencapai Rp 68 triliun dengan volume 1.125 miliar ton. 

Dari pencapaian itu, udang menjadi komoditas yang menyumbang nilai paling besar yakni sebesar 35,84 persen. Udang dari Indonesia sebagian besar diekspor ke Amerika Serikat.

Dikutip dari jokowidodo.app, menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, menyatakan bahwa pencapaian positif ekspor produk perikanan tersebut adalah hasil dari sejumlah kebijakan pemerintah, di antaranya pemberantasan illegal unreported unregulated fishing seperti pelarangan alat tangkap tak ramah lingkungan (seperti cantrang), pemberhentian izin penangkapan ikan pihak asing, hingga penenggelaman kapal.

Udang Vaname Air Tawar
Budidaya Udang Vaname sejatinya tak hanya bisa dilakukan di kawasan pesisir yang memiliki air laut melimpah. Sebab, sudah banyak penelitian yang mengkaji daya adapatasi hewan akuatik di perairan pesisir terhadap kondisi lingkungan.
Dikutip dari penelitian yang dipublikasikan Kadarwan Soewardi, adaptasi tersebut umumnya adalah respon biota yang berusaha mempertahankan hidupnya terhadap perubahan atau variasi lingkungan di habitatnya.
Karena itu, budidaya udang vaname air tawar pun mulai dilakukan. Meski disebut budidaya udang vaname air tawar, namun sebenarnya tetap dibutuhkan air laut dalam jumlah tertentu untuk mendapatkan salinitas yang dibutuhkan oleh benur udang.
Budidaya udang vaname air tawar dapat dilakukan dengan menggunakan terpal sebagai kolam. Cara ini banyak pula disebut dengan budidaya udang vaname kolam terpal.
Berikut adalah panduan budidaya udang vaname air tawar yang dikutip dari trubus online. Dalam panduan ini, luas kolam budidaya yang dibutuhkan adalah sekitar 3 ribu meter persegi.  :
  1. Siapkan bak adapatasi dengan ukuran lebar 2 meter, panjang 3 meter, dan tinggi 1,5 meter. Ke dalam bak adaptasi ini masukkan air laut dengan salinitas antara 22 hingga 25 ppt dan ketinggian sekitar 50 cm.
  2. Lakukan sterilisasi air laut dengan kaporit kadar 30 ppm, lalu lakukan aerasi agar merata.
  3. Setelah 5 hari, residu kaporit akan hilang. Saat itulah masukkan benur atau benih udang dari hatchery bersalinitas antara 25 hingga 28 ppt dengan kepadatan sekitar 100 ekor per meter kubik.
  4. Masukkan air tawar ke dalam bak sehingga salinitas air di dalam bak berkurang 2 promil tiap hari. Penambahan air ini bisa dilakukan sampai rentang waktu 8 hingga 10 hari hingga alinitas air di bak mendekati salinitas di petak budidaya, sekitar 5 promil. Selama di bak adaptasi, berikan pakan 3 kali sehari.
  5. Siapkan tambak pembesaran berukuran 3 ribu meter persegi lalu isi tambak tersebut dengan air tawar hingga 10 cm lalu sterilkan dengan kaporit kadar 30 ppm.
  6. Setelah itu, sehari sesudahnya, lakukan pemupukan untuk menumbuhkan plankton yang akan menjadi pakan udang.
  7. Setelah 2 minggu atau setidaknya saat kecerahan air mencapai 30 hingga 40 cm, pindahkan benur dari bak adaptasi ke tambak pembesaran dengan kepadatan 50 hingga 60 ekor per meter kubik.
  8. Selama budidaya, berikan pakan antara 4 atau 5 kali sehari. Jangan lupa berikan mikronutrien 3 gram per kilogram pakan setiap hari saat udang sudah berumur 10 hingga 30 hari. Frekuensi pemberian nutrien dapat diubah menjadi 2 kali sehari untuk udang vaname yang umurnya sudah lebih dari 30 hari.
  9. Setelah 100 hari, udang vaname sudah dapat dipanen. Ukuran udang vaname siap panen adalah sekitar 30 hingga 40 ekor per kilogram. Dengan tingkat kelulusan hidup 85 persen, petani bisa mendapat panen udang vaname sekitar 4,4 ton.

Tuesday, September 17, 2019

SISTEM PERNAFASAN IKAN

SISTEM PERNAFASAN IKAN
oleh: Aldino Gibran Lubis, S.Pi





Sama seperti makhluk hidup lainnya dan manusia dan hewan vertebrata maupun invertebrata , ikan juga membutuhkan oksigen untuk melangsungkan hidupnya. Tanpa keberadaan oksigen, ikan tidak dapat melakukan proses metabolisme tubuhnya dan itu berarti ikan tidak dapat mengubah makanannya menjadi energi. Udara adalah salah satu kebutuhan makhluk hidup, itulah mengapa bernapas adalah salah satu ciri – ciri makhluk hidup. Berdasarkan tempat hidupnya ikan dikategorikan sebagai hewan air.

Sistem pernapasan pada ikan berbeda dari  hewan Amphibi karena ikan hanya hidup di air tidak didua alam meskipun amphibi juga memiliki salah satu organ pernapasan  yang sama dengan ikan. Sistem pernapasan ikan bergantung pada suatu organ utama yang disebut insang. Insang pada ikan berfungsi untuk mengikat oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida sebagai hasil respirasi.
Organ insang juga berhubungan langsung dengan pembuluh darah sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran langsung antara oksigen dan karbon dioksida. Insang pada ikan terletak di dua sisi tubuh ikan bagian depan. Dapat dikatakan bahwa insang adalah salah satu dari bagian – bagian tubuh hewan yang penting khususnya pada ikan.

Insang pada ikan dapat menarik oksigen lebih maksimal daripada paru-paru pada sistem pernapasan pada manusia bahkan jika kadar oksigen dalam air dibawah 21% atau 210ppm. Insang didesain dengan bentuk dan fungsi yang diadaptasikan untuk hidup dalam air. Insang terdiri dari filamen-filamen yang langsung terhubung pada air dan didesain agar air dapat terus masuk dan mengalirkan udara. Tidak seperti paru-paru sebagai alat pernapasan pada manusia  dimana udara yang baru akan masuk setelah sisa udara yang lama dikeluarkan, pada ikan pertukaran udara berlangsung otomatis tanpa perlu menunggu sisa udara lama dikeluarkan dan ikan tidak perlu membuang energi untuk proses ini.Hal inilah yang menyebabkan kerja insang lebih efisien dari fungsi paru – paru manusia.

Insang terdiri dari gill filament atau lembaran insang yang terstruktur dan memiliki permukaan yang luas untuk menyerap oksigen. Transfer gas pernafasan pada ikan dilakukan melalui epitel khusus yakni lamella dan filamen insang yang epithelium respiratorik. Epitelium ini sangat tipis dan ukurannya menyesuaikan. Pada ikan biasanya terdapat 4 lembar insang pada setiap sisi tubuh, Ikan hiu dan Ikan pari memiliki 5 insang sedangkan beberapa spesies bahkan memiliki 6 atau 7 lembaran insang. 
Cabang ilmu Biologi yang mempelajari ikan disebut Ikhtiologi.

Bagian – bagian insang

Ada beberapa bagian yang menyusun insang pada ikan, yaitu :

Lengkung insang yang tersusun dari tulang rawan
Rigi – rigi insang yang terletak di depan lengkung insang. Rigi insang tersusun oleh beberapa tulang dan berfungsi untuk menyaring air
Lembaran insang, bagian ini terletak dibelakang bagian lengkung insang. Lembaran insang biasanya berwarna merah karena mengandung pembuluh darah. Lembar insang berbentuk menyerupai sisir. Tiap lembaran insang memiliki filamen dan setiap filamen terdiri dari banyak lembaran tipis atau lamella.
Bentuk insang

Pada dasarnya ada dua macam bentuk insang pada ikan sesuai dengan jenisnya :

1. Insang dengan operkulum atau tutup insang. Jenis ikan ini biasanya ditemui pada ikan bertulang sejati atau Osteichthyes seperti gurame, bandeng dan lainnya. Operkulum terdiri dari beberapa bagian yakni opercle, preopercle, interopercle, and subopercle. Bagian posterior operculum berfungsi untuk menjaga air dan oksigen agar tidak keluar kembali saat proses respirasi serta menjaga tekanan air.

2. Insang tanpa tutup atau operkulum. Jenis insang ini dimiliki oleh ikan bertulang rawan atau Chondrichthyes seperti hiu dan pari. Pada jenis insang ini terdapat suatu struktur khusus yang disebut septum interbranchiale. Septum interbranchiale adalah jaringan ikat dan otot yang yang berada diantara tiap lembaran insang.

Fungsi Insang

Selain berperan langsung pada proses respirasi sebagai alat pertukaran oksigen dan karbondioksida seprti halnya fungsi alveolus pada manusia, insang juga memilki beberapa fungsi lain diantaranya :
Mengatur keseimbangan asam basa
Mengatur regulasi ion
Eksresi nitrogen
Menyaring makanan
Air yang tercemari oleh polutan lingukngan seperti amonia, logam berat, nitrit, pestisida atau zat berbahaya lain, hal itu akan mengganggu proses pernapasan pada ikan bahkan berakibat fatal meracuni tubuh ikan yang kemudian dikonsumsi oleh manusia. Insang pada ikan juga dapat terkontaminasi bakteri yang juga efeknya merugikan bagi manusia ( baca : Peran bakteri dalam kehidupan manusia yang menguntungkan dan merugikan )

Cara kerja insang

Proses pernapasan diawali dengan membukanya mulut ikan kemudian tertutupnya operkulum. Air yang kaya oksigen akan masuk dan terdoronh ke dalam mulut ikan dan melalui insang.
Molekul oksigen akan ditangkap oleh Haemoglobin pada jaringan pembuluh darah dalam insang dan diedarkan ke seluruh tubuh ikan.
Karbondioksida dan buangan respirasi lainnya juga akan dilepaskan melalui insang.
Kemuidian ikan akan menutup mulutnya dan membuka tutup insang selanjutnya air akan mengalir melalui insang.
Alat bantu pernapasan pada ikan

Beberapa ikan memiliki alat bantu pernapasan diantaranya adalah :

Labirin – Labirin adalah salah satu alat bantu pernapasan pada ikan namun tidak semua ikan memiliki labirin. Labirin adalah perluasan insang pada bagian atas yang berbentuk lipatan dan membentuk rongga yang tidak beraturan. Beberapa ikan yang memiliki labirin diantaranya ikan lele ( Clarias batrachus ) dan gabus ( Channa striata ). Labirin berfungsi untuk menyimpan cadangan oksigen yang nantinya bisa digunakan pada saat ikan berada pada daerah atau lingkungan dengan kadar oksigen rendah.
Beberapa ikan seprti ikan cupang ( Betta sp )mampu mengambil oksigen langsung dari atmosfer dengan menggunakan labirin sehingga labirin pada ikan berfungsi seperti paru – paru pada manusia.
Arborescene – Beberapa spesies ikan seperti  lele, gurame atau nila juga memiliki struktur tambahan yang disebut arborescejne.  Arborescene adalah struktur tambahan pada insang yang berwarna merah dan berbentuk seperti bunga karang. Struktur tersebut membantu ikan untuk bernapas pada lingkungan dengan kadar oksigen yang rendah.
Diverticula – Pada ikan yang hidup didaerah tropis misalnya gabus ( Channa striata ) biasanya terdapat struktur tambahan yang disebut dengan diverticula. Diverticula terletak pada daerah pharynx.
Beberapa spesies ikan juga memiliki alat bantu pernapasan yang disebut dengan gelembung renang terkecuali ikan petualang yang berenang diperairan luas seperti hiu dan ikan yang hidup di air dengan arus yang deras.


Bentuk gelembung renang bervariasi pada tiap spesies ikan misalnya pada ikan mas ( Cyprinus carpio ) bagian anterior gelombang renang pada ikan mas lebih besar dari bagian posteriornya. Berbeda halnya dengan ikan mas, bagian posterior gelembung renang ikan tawes ( Puntius javanicus ) lebih besar dari bagian anteriornya.
Gelembung renang adalah kantong yang berisi udara atau oksigen dan berada pada rongga tubuh ikan.  Gelembung renang memiliki fungsi untuk menjaga posisi ikan agar dapat mengapung saat berada dalam air sehingga ikan tidak perlu terus menerus berenang. Ada juga ikan yang memfungsikan gelembung renang seperti layaknya paru – paru, contohnya Dipnoi atau ikan paru-paru yang hanya hidup di benua Australia dan Afrika ( Baca juga : pengertian fauna ). Meskipun paru – paru pada ikan yang dimaksud dapat menyimpan oksigen akan tetapi tidak diketahui pasti berapa kapasitas total udara yang dapat ditampung seperti pada kapasital vital paru – paru manusia.

Mekanisme pernapasan ikan dengan gelembung renang

Oksigen masuk dan berdifusi melalui dinding gelembung renang
Oksigen lalu masuk melalui jaringan kapiler yang meluas dan udara diambil sebanyak – banyaknya
Pada dinding belakang gelembung renang terdapat dinding tipis yang berfungsi sebagai alat sekresi sisa pernafasan dimana karbondioksida akan dikeluarkan dari dalam tubuh.